Memaknai Kebangkitan Nasional

(Cerita beberapa Profil Pelajar Pancasila)

Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni yang ditandai oleh pidato yang dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.

Sehubungan dengan perayaan hari lahir Pancasila di tahun ini, Komunitas Belajar Guru Penggerak mengangkat sebuah artikel yang berkaitan dengan profil pelajar Pancasila. Hal ini sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024

Dalam  talk show yang diadakan oleh Komunitas Belajar Guru Penggerak pada tanggal 20 Mei lalu, beberapa profil pelajar Pancasila dihadirkan sebagai narasumber untuk berbincang langsung dengan Dirjen GTK Bapak Iwan Syahril yang juga didampingi oleh Bapak/Ibu guru mereka.

Kelima pelajar Pancasila yang hadir tersebut adalah representasi daerah yang berbeda-beda di Indonesia dari barat sampai ke timur dengan bakat dan minat yang berbeda pula.

 Sesi yang berdurasi sekitar 130 menit, para narasumber berbagi pandangan dan pendapat mereka mengenai hari kebangkitan nasional. Dipandu oleh moderator, para pelajar Pancasila tersebut memberikan jawaban cerdas mereka mengenai makna kebangkitan nasional bagi siswa.

 Salah satu pelajar dari Sumenep, Madura, Qausu Qusah Fi Balina atau yang disapa Alin dari SDN Kapedi I Kelas VI, menuturkan bahwa selama masa pandemi dia selalu berusaha secara mandiri untuk belajar dengan memberdayakan aplikasi teknologi pembelajaran. Dalam hal ini,  Alin adalah contoh seorang pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapinya di saat pandemic ini serta memberdayakan  potensi dirinya untuk tetap unggul.

Lain pula cerita Pasha Al Nadzri Az atau yang akrab disapa Pasha, ia bercerita tentang hobi yang dilakukannya yang tidak biasa bagi anak seumurnya. Pasha sangat menyukai coding sejak kelas V SD. Pelajar kelas VIII Ar Raihan Islamic High School Bandar Lampung ini  begitu menyukai  pemrograman komputer karena cintanya begitu tinggi akan teknologi serta didukung  dengan fasilitas yang cukup untuk bereksplorasi. Pasha adalah contoh seorang pelajar yang kreatif dan mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreativitas yang dilakukannya terdiri dari menghasilkan gagasan, karya, dan tindakan yang orisinal untuk terus berimprovisasi.

Cerita yang berbeda juga  berbeda juga disampaikan oleh Muhammad Fadly Dirgariantho atau yang akrab disapa Dirga. Pelajar kelas XII dari SMK Darussalam Makassar itu memberikan pesan kepada seluruh pelajar di Indonesia untuk mempergunakan  waktu luang yang tersedia selama masa pandemi ini untuk mengembangkan minat dan bakat mereka  untuk mencapai potensi diri yang optimal.  Dalam pesan penutup yang disampaikannya, Fadly juga menegaskan bahwa berprestasi itu penting. Namun, yang jauh lebih penting itu adalah bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkan hal tersebut dan bagaimana hal tersebut bisa bermanfaat bagi banyak orang. Pemikiran kritisnya merupakan hasil  dari proses menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya dengan gayanya yang unik dan tentu saja menginspirasi.

Dari Indonesia bagian timur diwakili Kristo Nahak, siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kupang yang juga menekankan pentingnya peran pelajar dalam mengisi kemerdekaan yang sudah diraih. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan positif serta mengikuti lomba-lomba yang diminati untuk mengasah kompetensi yang dimiliki seperti yang dilakukannya dengan bermain musik serta aktif mengikuti lomba debat dan pidato bahasa Inggris yang sangat digemarinya.

 Cerita kali ini ditutup dengan cerita yang unik dari seorang pelajar MAN 2 Maluku Tengah yang bernama Rahmat Risky Asdin Pratama. Ia memulai ceritanya dengan mengajak semua peserta talk show untuk melakukan energizer. Ide unik dan kreatifnya berdampak pada peningkatan konsentrasi peserta yang mengikuti acara ini. Menurutnya, saat ini terjadi kesenjangan dalam pendidikan antara pelajar di daerah timur dan barat. Yang dimaksud oleh Rahmat adalah pemerataan fasilitas sarana dan prasarana yang cenderung hanya dapat dirasakan baiknya oleh para pelajar di kota-kota besar lainnya. Ia sangat mengharapkan agar kesenjangan dalam dunia pendidikan ini segera diatasi, agar pemerataan pendidikan yang berkualitas segera terlaksanakan, agar nantinya menciptakan generasi muda yang cerdas serta bermanfaat dalam masyarakat dan tentunya menjadi masyarakat yang baik. serta diharapkan kesenjangan sosial yang terjadi di kalangan orang timur dan barat, dapat hilang yaitu pendapat orang barat yang berpikir bahwa orang timur itu memiliki karakteristik yang jahat jadi semoga kesenjangan itu dapat hilang diantara kita sebagai makhluk sosial.

Demikian oleh-oleh yang bisa dibagikan oleh para pelajar Pancasila dalam kesempatan kali ini. Semoga apa yang sudah dibagikan oleh 5 narasumber di atas bisa menjadi bahan renungan kita semua untuk mewujudkan profil pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

komunitasbelajargurupenggerak

KGBP adalah Komunitas Belajar Guru Penggerak adalah komunitas yang mendukung terciptanya semangat belajar bersama, berbagi praktik baik dan berdiskusi memecahkan berbagai masalah pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru di antara peserta dan pendukung program guru penggerak.
KBGP juga hadir untuk mendukung tumbuhnya komunitas praktisi atau komunitas belajar bagi guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia.

Artikel yang Direkomendasikan