Kurikulum Prototipe atau Paradigma Baru menjadi isu terhangat di dunia pendidikan saat ini. Topik inilah yang menjadi pembahasan dalam webinar seri-19 Komunitas Belajar Guru Penggerak (KBGP) pada Sabtu, 26 Februari 2022. Tema ini membuat peserta webinar penasaran seperti apakah Kurikulum Paradigma Baru yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah penggerak saat ini.
Nara sumber yang dihadirkan kali ini Kepala Sekolah Penggerak yang luar biasa, Drs. Bambang Haryanto, M.Pd (Kepala Sekolah SMA 2 Temanggung Jawa Tengah), Mesak Mantek (kepala Sekolah SMAN 2 Skanto Keerom), dan Jimmy Reinhad Tambunan

DR Kasiman selaku Kepala Program Guru Penggerak memberikan sambutan dengan disampaikannya episode ke 15 Merdeka Belajar. Menurut Dr. Kasiman, Kurikulum Paradigma baru ini mengantisipasi adanya pandemi. Menurutnya dalam Kurikulum Paradigma baru ini tidak terlalu berat untuk dilaksanakan karena adanya beberapa penyederhanaan.

Kurikulum Prototipe bukanlah satu-satunya yang harus dilaksanakan, sebagaimana menurut DR. Kasiman, kurikulum ini adalah pilihan. Sekolah bisa memilih apakah akan melaksanakan kurikulum 2013 secara penuh, kurikulum 2013 yang disederhanakan atau disebut kurikulum darurat, ataukah mengikuti pilihan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan pada sekolah-sekolah penggerak.
Karakteristik utama dalam kurikulum prototipe dalam mendukung pemulihan pembelajaran:
1. Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan softskill dan karakter.
2. Fokus pada materi esensial sehingga masih ada waktu untuk memperdalam literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan murid dan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Tahapan pelaksanaan kurikulum paradigma baru di SMA disampaikan narasumber Bapak Drs. Bambang Haryanto, M.Pd, mulai dari tahapan persiapan dengan adanya SK Sekolah penggerak, lalu sosialisasi dan IHT dan bimtek bagi Kepala Sekolah, Pengawas, Komite pembelajaran dan guru kelas X.

Tahap berikutnya adalah pelaksanaan kurikulum paradigma baru yang memuat penyusunan kurikulum, penjabaran jam di KBM, sosialisasi KOSP pada stakeholder, Breakdown CP dan penyusunan TP/ATP, pembelajaran intrakurikuler, project penguatan Profil Pelajar Pancasila, assessment formatif, refleksi dan perbaikan, refleksi sumatif dan Penilaian Akhir Semester dan kegiatan pendukung Program Sekolah Penggerak.
Tahapan ketiga adalah pendampingan keprofesian dan evaluasi yang diisi dengan project manajemen office dan pendampingan pelatih ahli, supervisi, rencana perbaikan dan pengembangan sekolah, perencanaan berbasis data raport sekolah, peningkatan kerja komite pembelajaran, pelaksanaan coaching dan komunitas praktisi.
Lebih lanjut Bapak Bambang membagikan praktik baik di SMA 2 dengan adanya beberapa kegiatan pendukung program sekolah penggerak, diantaranya agen perubahan anti perundungan, kegiatan parenting class, penguatan Profil Pelajar Pancasila diluar kegiatan proyek, melaksanakan budaya positif. Sebagai bukti penerapan dari berbagai aktivitas beliau juga menyertakan testimoni dari peserta didik dan juga tenaga kependidikan yang sangat antusias dan menyambut baik implementasi dari penerapan kegiatan sekolah penggerak.
Cerita menarik berikutnya hadir dari Kepala SMA Negeri 2 Skanto kabupaten keerom Papua yang menjadi satu-satunya sekolah penyelenggara Program Sekolah Penggerak diwilayah tersebut, dimana beliau bercerita tentang bagaimana semangatnya para pendidik di sekolah mengikuti pelaksanaan Program Sekolah Penggerak sebagai pendukung penguatan SDM Sekolah melalui kegiatan FGD dan juga IHT yang sangat langka untuk didapatkan mengingat letak geografis wilayah yang masuk kategori daerah pedalaman sehingga menyulitkan akses informasi ujar Pak Mesak Mantek.

Sementara untuk penerapan dari kurikulum prototipe sendiri diwujudkan dalam beberapa kegiatan ekstrakulikuler seperti pemilihan ketua osis, pemilihan putera-puteri sekolah yang Bhenika Tunggal Ika dan juga melibatkan peserta didik untuk peduli terhadap bencana. Selain itu juga SMA N 2 Skanto berusaha untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat teknologi dalam proses belajar walaupun berada diwilayah pedalaman tidak membuat pihak sekolah berhenti mengenalkan teknologi kepada peserta didik.
Kurikulum Prototipe merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, sehingga tidak perlu takut untuk menerapkan kurikulum ini disekolah demikian ujar sir Jimmi kepala Kepala SDS Maitreyawira Kisaran yang sudah menerapkan kurikulum prototipe disekolahnya yang menekankan kepada tiga hal yaitu orientasi holistik, berbasis kompetensi, kontektualisasi dan personalisasi. Dimana hal ini sangat dibutuhkan saat ini mengingat selama pandemi peserta didik mengalami learning loss. Kurikulum ini menjadi solusi untuk meningkatkan softskill peserta didik dan karakter melalui pembelajaran berbasis projek. Fokus penerapan Kurikulum Prototipe membuat guru tidak lagi sibuk dengan perangkat pembelajaran sehingga lebih banyak waktu untuk mengelola kelas dan mengembangkan kemampuan peserta didik. Hal lain yang sangat menarik dari penerapan kurikulum ini yaitu sekolah dapat menyusun kurikulum dan pembelajarannya sesuai dengan keinginan sekolah.

Bentuk laporan hasil belajar dari penerapan kurikulum prototipe ini juga menjadi lebih sederhana bahkan bisa disajikan hanya dengan satu halaman sangat berbeda dengan rapor yang saat ini digunakan sehingga orang tua juga tidak kesulitan untuk memahani isi rapor dari hasil belajar peserta didik.
Kegiatan webinar kali ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab kepada narasumber yang disambut antusias oleh para peserta webinar terbukti banyak sekali pertanyaan berkaitan dengan penerapan kurikulum prototipe dan proses penilaian sampai dengan pembahasan yang berkaitan dengan aplikasi e-raport dari Kurikulum Prototipe yang memiliki point baru yaitu penerapan Profil Pelajar Pancasila. Liputan by tim Konten KBGP